Rabu, 15 September 2010

NONTON YUK



DAKOCAN

"Dalam Komedi dan Canda" hadir setiap hari Minggu siang pukul 14.00 WIB di TVRI, ini adalah promo yang disampaikan melalui pesan yang sudah memiliki makna ajakan pada penonton televisi di TVRI.

Semula acara ini diidentikan seperti acara dagelan (jawa) atau lawakan yang sangat kental dengan bahasa yang disampaikan dilingkungan pulau Jawa namun menggunakan bahasa Indonesia, sehingga sangat mudah dimengerti dan dipahami oleh penontonnya.

Bila kita masih ingat, tidak bisa dimungkiri, mendengar kata Srimulat itu menjadi sumber inspirasi, dan sering kita langsung tertawa atau tersenyum. Bahkan ketika melihat orang melucu atau berbuat lucu kita akan menyamakan orang itu dengan kata Srimulat. Yah, walau pangung Srimulat saat ini sudah tidak ada lagi namun lawakan-lawakan mantan anggota Srimulat masih membekas di hati masyarakat Indonesia.
Memang panggung Srimulat kini telah tiada, namun mereka telah meninggalkan ilmu yang sangat penting, terutama dunia kesenian lawak. Sudah tak terhitung sejumlah pelawak yang terinspirasi Srimulat dan masih terkenal hingga sekarang. Sebut saja Thukul Arwana, Mi’ing Bagito dan Eko DJ. Mereka mengakui sangat terinspirasi oleh Srimulat.
Berkaitan dengan hal tersebut , salah satu pelawak senior Srimulat, Mamiek Prakoso mengakui bahwa jika untuk saat ini memang sulit untuk masuk ke dalam industri perlawakan. Karena, untuk saat ini memang guyonan Srimulat tak terlalu direspon oleh pasar. Sehingga diperlukan inovasi atau pembaharuan dalam garapan maupun produksi.
Ide muncul dengan komposisi garapan gabungan model lawakan dan kesenian yaitu dagelan yang di kombinasi dengan musik campursasi, memang ini bukan hal yang baru namun ini dapat dijadikan obat kerinduan penonton, yang sudah lama menantikan hiburan segar dan dapat dinikmati setelah melakukan kegiatan rutinitas.



Pelawak jebolan grup Srimulat, Mamiek Prakoso mengaku sangat kaget ketika mengetahui dirinya menjadi salah satu nomine di Festival Film Indonesia (FFI) 2009 untuk kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik lewat film King. Mamiek akan bersaing dengan sejumlah aktor kawakan, seperti Deddy Mizwar (Ketika Cinta Bertasbih 2) dan Frans Tumbuan (Ruma Maida). Dia baru mengetahui hal itu, setelah beberapa hari sejak diumumkan, Minggu (6/12) lalu, di Kota Batu, Jawa Timur.
”Saya tahunya malah dari teman-teman. Mereka kasih selamat segala macam. Setelah itu, saya baru tahu dan sangat kaget,” beber Mamiek saat dihubungi Espos, Jumat (11/12).
Di film garapan Ari Sihasale itu, Mamiek berperan sebagai Tejo, seorang pria miskin dan harus membesarkan anak sendirian. Menurutnya, dengan masuk menjadi nomine FFI 2009 sungguh diluar dugaan karena dia terbilang jarang memainkan peran yang serius.
Kakak kandung penyanyi campur sari, Didi Kempot itu pun tak terlalu berharap banyak dalam festival yang rencananya akan dihelat Rabu (16/12). hkt


Komedi lucu yang diperankan oleh anggota Srimulat bersama talent- talent muda berbakat lainnya, serta primadona yg cantik yang akan membuat anda tersenyum dan melepaskan segala ketegangan ^^
KOMPAS — Mamiek Prakoso (46), pelawak Srimulat ini, mengaku tetap setia di jalur komedi. Di sisi lain, dia juga senang bergiat mempertahankan kesenian tradisional.
Setiap hari Rabu pukul 22.00, dia menggelar pentas seni tradisional.
”Saya tetap setia dan mencintai kesenian tradisional. Sepanjang mendapat dukungan dan fasilitas, seni tradisional akan bertahan hidup. Tentunya seni tradisional sendiri harus disesuaikan dengan perkembangan zaman agar dapat dinikmati semua kalangan,” kata Mamiek.
Pelawak kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, ini memberi contoh musik campursari yang digemari banyak kalangan. Campursari merupakan hasil revitalisasi tembang-tembang tradisional Jawa, yang menyerap beragam jenis musik dan ritme.
VIVAnews-Grup lawak lawas yang booming pada tahun 1990an saat ini pamornya mulai meredup. Grup lawak yang dulu terkenal dengan Panggung Srimulat tersebut tenggelam di antara grup lawak yang lainnya. Bahkan karena lama tidak muncul bareng, para personilnya pun satu persatu ngelawak di grup lain seperti dalam Srimules atau Opera Van Java.

Berkaitan dengan hal tersebut , salah satu pelawak senior Srimulat, Mamiek Prakoso mengakui bahwa jika untuk saat ini memang sulit untuk masuk ke dalam industri perlawakan. Karena, untuk saat ini memang guyonan Srimulat tak terlalu direspon oleh pasar. “Jika saat ini Srimulat masuk ke dalam dunia perlawakan jujur kita akan malah tertelan. Karena memang lawakan kita tak sesuai dengan pasar , “ cetus Mamiek, Jumat 15 Januari 2010.

Dengan demikian menurut Mamiek, cara dari Srimulat untuk tetap eksis adalah dengan manggung di pinggiran. Meski demikian, bukannya Srimulat sudah mati. Tetapi saat ini kita sedang melakukan regenerasi.

“Karena memang regenerasi Srimulat gampang-gampang susah. Regenerasi yang kita lakukan butuh proses. Karena pelawak yang dibutuhkan Srimulat berbeda dengan grup lawak lainnya. Jika kita bisa, maka bisa dengan gampang dalam waktu sehari mendapatkan penggantinya, “ celetuk Srimulat.

Mamiek menambahkan, almarhum Teguh Srimulat (pendiri Srimulat, red) menginginkan pelawak Srimulat adalah pelawak yang memiliki ciri khas. Dan juga bukan hanya menimbulkan kelucuan tetapi juga enak ditonton. “Lawak kita bukan ala lawak yang sekarang sedang booming, seperti candaan yang lebih menonjolkan fisik, celaan, jorok atau candaan di bawah panggung, “ tegas Mamiek.

Srimulat adalah grup lawak yang sangat booming pada tahun 1970-1990. Di saat Teguh Slamet Hardjo, pemimpin grup ini masih hidup, Srimulat pada era 70-90-an, pernah berjaya sebagai bisnis lawak Indonesia. Inilah satu-satunya grup lawak yang dikelola seperti sebuah perusahaan, karena mempunyai usaha atau cabang di empat kota: Jakarta, Semarang, Solo dan Surabaya.

Tetapi setelah tahun 1990 an, grup Srimulat mulai meredup. Srimulat telah memunculkan bintang lawak seperti Asmuni, Tarzan, Tessy atau Nunung. Regenerasi berlangsung dengan lambat. Bahkan Srimulat mulai sangat jarang menghiasi layar televisi. Para personil mulai bergabung dengan grup lawak lain. Selain itu para senior Srimulat pun mulai meninggal dunia. Di samping beberapa dari mereka juga tersandung kasus narkoba.
Mamiek Prakoso Lahir 0 Desember 1963 (umur 47)
Nama lain Mamiek Podang Pekerjaan Aktor, pelawak Orang tua Ranto Edi Gude
pelawak Mamiek Prakoso (40) yang biasa dijuluki Mamiek Podang karena mengecat warna-warni dua sisi kiri-kanan rambutnya.

Agar bisa merangkul generasi muda, mau tidak mau para praktisi harus mengikuti kemauan anak-anak muda dengan mengganti kemasan seni tradisional ini.

Era yang dimiliki generasi muda sekarang adalah era praktis. Meskipun demikian, tentunya kita tidak boleh kehilangan nilai tradisi budaya itu sendiri.

“Saya sendiri sebagai praktisi mencoba untuk keluar dari pakem dengan merangkul musisi-musisi etnis dan mengadakan acara Campursari,” ujar Mamiek.

Campursari yang identik dengan musik Jawa terrnyata bisa dipadukan dengan musik lain, baik reggae, jazz, maupun blues.

Untuk menonton acara ini, Mamiek mengundang para mahasiswa, dan ternyata mendapat respons yang positif. Pada awalnya para anak muda ini sempat bertanya-tanya, namun ketika para pemain Campursari ini menyanyikan lagu Wonderful World, para penonton pun terperangah dan antusiasme mereka muncul.

Campursari yang telah dimodifikasi seperti itu adalah salah satu upaya untuk merangkul semua kalangan, termasuk generasi muda, agar mengenal budaya tradisional kita.

Apresiasi dari kalangan anak muda ternyata cukup bagus, bahkan beberapa di antara mereka menanyakan kapan ada pertunjukan lagi.

Kita sudah sering mendengar ungkapan “tak kenal maka tak sayang”.

Untuk itu, tradisi harus lebih dini dikenalkan pada anak-anak muda, bahkan kalau bisa dimasukkan kurikulum.

Karena seni itu menyangkut rasa, apabila seseorang mengerti seni, keindahan dalam nuraninya pun tebal sehingga lebih mudah menjalani kehidupan.

“Budaya menunjukkan bangsa,” kata Mamiek. Ketika budaya sudah tidak ditanggapi lagi di negara kita, kita menjadi bangsa yang tidak memunyai wajah lagi sebagai orang Indonesia.

Anak-anak muda sekarang ini jarang melihat pertunjukan seni lokal. Kalaupun ada yang mengikuti kesenian lokal, hanya dari komunitas.

Kendala lain adalah tingkat kesulitan dalam mempelajari budaya klasik karena proses yang dibutuhkan panjang. Itu adalah salah satu penyebab anak-anak muda bangsa enggan mempelajari tradisi.

Misalnya tarian daerah Jawa. Satu tahun pertama hanya untuk mempelajari dasar. Tiga tahun selanjutnya baru orang yang mempelajarinya mendapatkan rasa dan kecintaan.

Terlepas dari apa pun bentuk seni lokal, semua pihak harus bersatu padu untuk mendirikan sebuah tonggak yang bernama budaya tradisional. Sedangkan fenomena yang terjadi pada remaja saat ini, mereka tidak mau ambil pusing dan latah.

Apa pun yang sering muncul di televisi diikuti. Untuk hal ini, kalangan media juga punya peran besar dalam pencitraan bangsa, yang selama ini lebih banyak menampilkan hal-hal berbau ”impor”.
not/L-1
Campur Sari
Di Gunung Kidul (DI Yogyakarta) pada tahun 1968 Manthous memperkenalkan gabungan alat gamelan dan musik keroncong, yang kemudian dikenal sebagai Campursari. Kini daerah Solo, Sragen, Ngawi, dan sekitarnya, terkenal sebagai pusat para artis musik campursari. Bahkan Bupati Sukoharjo ikut meramaikan bursa campursari.
Kesenian yang sudah berurat dan berakar dari tradisi yg dimiliki suatu daerah, Jadi dari dulu sampe sekarang kalo wayang tuh ya gitu aja, nari pendet ya seperti itu aja karena dulu begitu sekarang juga begitu gak ada perubahannya. Minat remsjs tergantung ortunya dan juga daerahnya. Kalo ortunya mendorong si anak misalnya tuk ikut karawitan, angklung, menari tradiosional dsb dan di sekolah juga ada ekskul yg tuj.melestarikan budaya tradisional (apalagi wajib) dah pasti akan terus berkembang dan tak mudah dilupakan.
Kesenian artinya keindahan. Keindahan yang membuat manusia baik pria dan wanita tak pernah bosan untk memandang nya, dan betah untuk berlama-lama dengan keindahan.

Kamu akan dibuat tersenyum dan melepaskan segala ketegangan walau sejenak, Jangan lupa nonton ya..
Thank u ^^

NONTON YUK


MUSIK JAZZ TVRI
Saat suasana lelah setelah bekerja, sementara petugas sound di TVRI menyiapkan peralatan kable dan mic yang akan digunakan untuk pelaksanaan rekaman musik untuk kalangan menengah atas, diruangan bekas gudang dan tentunya sudah disulap layaknya studio, sungguh luar biasa karya ini. Produser acara musik Klab Jazz TVRI Safril Hendrias mengatakan bila kita ingin menikmati musik mari kita nantikan setiap 2 minggu sekali, pasti kalian terhibur, tayangannya setiap hari Senin minggu ke 2 & 4 pukul 23.00 WIB.
Sejarah musik jazz masuk Indonesia pertama kali pada tahun 30an. Yang dibawa oleh musisi-musisi dari Filipina yang mencari pekerjaan di Jakarta dengan bermain musik. Bukan hanya mentransfer jazz saja, mereka juga memperkenalkan instrumen angin, seperti trumpet, saksofon, kepada penikmat musik Jakarta. Mereka memainkan jazz ritme Latin, seperti boleros, rhumba, samba dan lainnya.
Dari berbagai artikel dan tulisan yang ditelusuri, amat susah untuk mendefenisikan secara baku, arti kata jazz itu sendiri. Namun dari berbagai tulisan mengenai sejarah dan perkembangan musik dunia, kata jazz adalah bahasa “slang” daerah pinggiran pantai barat Amerika Serikat dan untuk pertama kalinya dipakai secara resmi penggunaan istilah musik jazz ini pada tahun 1915 di Chicago.
Musik jazz adalah musik tradisional Amerika Serikat yang dikembangan oleh warga Afro-American di Amerika Selatan yang dimulai pada akhir abad 19 dan awal abad ke-20. Lahirnya musik Jazz dipercaya sebagai perpaduan music Eropa dan Afrika.
Jazz adalah musik tradisional amerika yang perkembangannya bermula pada akhir abad 19 dan awal abad 20 dalam komunitas afro amerika di daerah Amerika Selatan. Musik ini merupakan pertemuan antara musik eropa dan musik afrika.
Kata Jazz sendiri berasal dari bahasa "slang" daerah pantai barat amerika dan pertama kali digunakan untuk menerangkan musik ini di chicago pada tahun 1915. Semenjak berkembang pada awal abad ke 20 jazz telah berkembangmenjadi berbagai macam genre. Dari era ragtime pada awalnya, ke era bigbanddan swing pada tahun 1930 dan 1940, bebop pada pertengahan 1940-an, perkembangan ke arah latin jazz, semacam afro cuban dan brazillian pada 1950 dan 1960, jazz rock atau fusion dari tahun 1970
Diketahui sejak tahun 1978, festival musik jazz sudah digelar lewat Jazz Goes To Campus di Universitas Indonesia, terus berlangsung hingga kini dan tercatat sebagai festival jazz tertua di tanah air. Dua festival tahunan lain yang tak kalah taringnya adalah JakJazz yang digarap oleh sederet musisi jazz, sampai Jakarta International Java Jazz yang kini mencuri perhatian sebagai panggung akbar musik jazz.
Musisi-musisi muda di Jakarta bermunculan tahun 70 – 80an. Di antaranya Ireng Maulana (gitar), Perry Pattiselano (bass), Embong Raharjo (saksofon), Luluk Purwanto (biola), Oele Pattiselano (gitar), Jackie Pattiselano (drum), Benny Likumahuwa (trombon dan bass), Bambang Nugroho (piano), Elfa Secioria (piano). Beberapa musisi muda lainnya mempelajari rock dan fusion, tapi masih dalam kerangka jazz. Mereka adalah Yopie Item (gitar), Karim Suweileh (drum), Wimpy Tanasale (bass), Abadi Soesman (keyboard), Candra Darusman (keyboard), Joko WH (gitar) dan lainnya.
Demikian pula yang besar, pop jazz dan vocalists dari tahun 1950-an dan 1960-an yang digunakan oleh aturan dan instrumentasi arrangers dan musisi yang berkaitan dengan sebelumnya, dan pemahaman, maka kata-kata dari Big Band era. Popularitas jazz, dan cara bermain dalam perubahan gaya musik, waned setelah WWII. Namun band besar dari orang-orang seperti Duke Ellington, Woody Herman, Count Basie dan lain-lain upheld tradisi di tahun 1970-an dan seterusnya. Selain itu jazz kelompok kecil, terdiri dari kedua mantan band besar era soloists musisi muda baru dan sama-sama, ada lanjutan untuk memanfaatkan paralel distinctions banyak dari bahasa yang mereka bermain di ayunan dan rekaman sejak jatuhnya band yang besar.
Pertengahan tahun 80an, nama Fariz RM muncul. Ia lebih mengkategorikan musiknya sebagai new age. Namun, beberapa komposisinya bernafaskan pop jazz, bahkan latin. Indra Lesmana, Donny Suhendra, Pra B. Dharma, Dwiki Darmawan, Gilang Ramadan membentuk Krakatau, dan akhirnya kelompok ini bertransformasi menjadi Java Jazz, dengan mengganti beberapa personil.
Tahun 90an hingga sekarang, banyak sekali musisi dan kelompok jazz yang terbentuk. Musik jazz yang dibawakan tidak lagi mainstream, namun hasil distilasi berbagai musik seperti fusion, acid, pop rock dan lainnya. Sebut saja Simak Dialog, Dewa Budjana, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Bali Lounge, Andien, Syaharani, Tompi, Bertha, Maliq & D’essentials.
Saat dimulainya VTR Klab Jazz pada hari Jum’at, 14 Mei 2010 yang lalu, setelah Openning Tune, Musik Instrumentalia bersama Totong Wicaksono DKK mendendangkan Laughter in the rain (cipt. Neil Sedaka) dan semakin hidup acara setelah dibuka oleh Nana Lee untuk menyampaikan pesan kepada lagu-lagu berikut yang diperdengarkan oleh Ariani dengan lagu haruskah kembali (cipt. Totong W) dan Fragile (cipt. Sting), Helmi Indra Kesuma dengan lagu Trouble in Paradise (cipt. Al Jerrau) dan lagu Pemuda (cipt. Chadra Darusman), dan Dana dengan lagu Cinta Kita (cipt. Totong W), demikian sungguh tidak terasa kita telah hanyut dalam buaian alunan musik maupun dengan penyanyinya.
Hingga saat ini musik jazz di tanah air terus berjuang untuk dapat menjangkau berbagai lapisan dalam masyarakat. Ironisnya musik ini belum mampu menjangkau seluruh lapisan, khususnya lapisan bawah. Bahkan ada sementara anggapan, yang menyatakan bahwa jazz identik dengan gaya hidup lapisan menengah keatas. Musik Jazz ada kecenderungan hanya difahami, dinikmati, dan dikonsumsi oleh orang-orang yang tergolong “gedongan” seperti kaum terpelajar, pengusaha, pejabat, dan selebriti. Sementara anggapan bahwa karena musik jazz mempunyai sofistikasi yang tinggi apabila maka ingin memahami orang harus memiliki intelegensia yang lebih dari pada pendengar musik lain. Argumen inilah yang memperkuat dugaan mengapa jazz hanya dimiliki lapisan menengah ke atas.
Anggapan lain setelah penayangan di TVRI yang kami terima, diantaranya: Apa pun kata orang, bagi saya, TVRI masih punya kelebihan. Jumat malam lalu, saya terpaku menonton acara TVRI, Program KLAB JAZZ TVRI sangat apresiatif, dengan suguhan musik jazz yang bagus. sudah sepantasnya musik Klab Jazz TVRI dapat dikemas lebih dengan keseriusan, karena program ini sesungguhnya sangat layak untuk dijual, bila demikian sungguh dapat dijadikan program unggulan yang kemudian dipromosikan sampai dengan mancanegara. Bila ada yang ingin melihat perkembangan program ini dapat langsung buka face book Klab Jazz TVRI. Melalui para penggemar dan penonton yang setia diharapkan tetap rutin tayangan ini di TVRI.....semoga. (M-08)

DUNIA CATUR


Mengenal lebih dekat

GM.Utut Adianto

Dalam rangka HUT TVRI Ke-48 kembali mengundang Utut Adianto untuk melakukan pertandingan eksebisi bersama para pemain catur TVRI termasuk melawan Juara Catur POR III TVRI Bali. Pada kesempatan ini yang di lawan berjumlah 25 orang termasuk Direktur Keuangan LPP TVRI Bpk Antar Sianturi.

Pada kesempatan ini akan kita lihat kemampuan seorang super Utut Adianto sebagai aset bangsa Indonesia, mari kita ketahui untuk mengenal lebih dekat.

Utut Adianto Wahyuwidayat (lahir di Jakarta, Indonesia, 16 Maret 1965; umur 45 tahun) adalah seorang pecatur yang sering dianggap sebagai yang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Ia adalah Grandmaster (GM) Indonesia berperingkat tertinggi di dunia saat ini. Pernikahannya dengan Dr. Tri Hatmanti, kini ia mempunyai seorang anak bernama Mekar Melati Mewangi

Rangkaian perjalanan prestasi selalu di dapat, pada tahun 1986, Utut Adianto meneruskan studinya mengambil jurusan hubungan internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Padjajaran, Bandung. Saat itu, hatinya mulai bimbang, memilih catur sebagai profesi atau melanjutkan kuliahnya. Ia kemudian memberanikan diri menghadap ketua umum persatuan catur seluruh indonesia (Percasi), yang juga menteri luar negeri sekaligus guru besar Unpad, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja untuk berhenti kuliah dan berkonsentrasi bermain catur. Ia juga berharap Pak Mochtar mau membiayai beberapa kejuaraan catur di luar negeri yang akan ia ikuti. Permintaan Utut itu ditolak. Pak Mochtar tetap menyarankannya melanjutkan kuliah. Akhimya, Utut menyelesaikan kuliahnya pada 1989. Setelah itu, ia bekerja di salah satu perusahaan pengembang terkemuka. Selama bekerja, Elo rating-nya perlahan-lahan menurun dari 2.525 menjadi 2.470 dalam waktu setahun terhitung sejak ia bekerja

Pria yang mendapat julukan ‘anak ajaib’ dan ‘syaraf baja’ ini dikenal piawai memainkan buah catur. Ia pertama kali mengharumkan nama Indonesia saat meraih Juara II Dunia (dibawah usia 16 tahun), di Puerto Rico. Dia Olahragawan terbaik Indonesia tahun 1995, ketika masuk ke dalam kelompok elit 60 pecatur top, pada 1995.

Saat meraih gelar grand master, ia adalah pecatur Indonesia termuda yang berhasil mencapai prestasi ini, yaitu pada usia 21 tahun. Sejak saat itu, prestasi tersebut telah berhasil dilewati pecatur muda lainnya, Susanto Megaranto, yang menjadi GM pada usia 17 tahun. Utut sempat menjadi grand master super pada tahun 1995-1999, saat ELO ratingnya melebihi 2600. Ia pernah masuk peringkat 100 besar dunia pada Juli 2001 dengan ELO rating 2598. Bersama dengan Machnan R. Kamaluddin, Ir. Eka Putra Wirya dan Kristianus Liem. Ia mendirikan Sekolah Catur Utut Adianto pada 1 Juli 1993, yang telah melahirkan beberapa pecatur nasional.

Dia terus melatih taktik, penilaian posisi, dan menciptakan langkah baru, jelas Utut, karena dunia catur juga terus berkembang, kendati tidak revolusioner. Yang berkembang subvarian. Di dalam subvarian seorang pemain menemukan langkah yang kuat. Itulah yang membuat catur tetap hidup. Dalam pengembangan langkah ini Utut dikenal sebagai jago Varian Caro-Kann. Kekampiunannya, menurut para pengamat, hanya bisa ditandingi oleh Anatoly Karpov.

Suatu kesempatan ia diundang untuk melakukan pertandingan pada Jumat, 7 September 2007 melawan pesulap dan "mentalist" Deddy Corbuzier dengan hasil pertandingan berakhir buntu (deadlock). Kenapa demikian..? Pada awalnya, pertandingan berjalan lancar, namun selanjutnya terjadi aksi yang dilakukan oleh Deddy saat jari-jarinya terus-menerus mengetuk meja, serta mata pesulap itu terus menerus menatap tajam mata GM Utut Adianto. Kemudian Utut yang telah unggul kualitas permainan, pada langkah ke-19 tiba-tiba melakukan kesalahan di luar akal sehat (blunder) dengan memberikan gratis gajahnya kepada lawan, dan tindakan itu oleh Utut sendiri dianggap aneh. Terus terang saya tidak bisa bermain dengan gangguan suara jarinya, serta tatapan matanya yang terus menerus memelototi saya," kata Utut. Ha...ha....ha...kita tentu semua berfikir ini hanya akal-akan si Deddy saja. Dipertandikan tingkat Internasional ini tidak boleh, sebaliknya Deddy berucap: "Saya tidak tahu kalau apa yang saya lakukan dilarang dalam peraturan pertandingan catur, karena itu memang cara saya seperti itu untuk mempengaruhi lawan. Sedangkan, wasit yang menangani pertandingan itu, Sebastian Simanjuntak, mengatakan, mungkin pertandingan bisa dilakukan kembali pada waktu mendatang dengan adanya kesepakatan peraturan dari kedua pemain itu. Mari kita tunggu saja.....(M-08)

Rabu, 05 Mei 2010

NONTON YUK


“Ambassador Press Club”
Tayangan program baru telah mulai terekam dan disiapkan TVRI untuk siaran mulai Minggu (28/3) pukul 09.30-10.30 WIB, dan berlanjut sampai dengan 6 bulan ke depan.

Ditengah maraknya hiburan televisi swasta, TVRI akhirnya kembali menghadirkan sebuah acara yang diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada penontonnya. Ambassador Press Club yang konsepnya memadukan antara hiburan, pendidikan, dan memberikan informasi penting kepada penonton, juga akan mempertemukan para Duta Besar negara sahabat yang berada di Jakarta.
Tayangan baru ini dipelopori oleh Direktorat Program Dan Berita, satuan tugas Kerjasama Luar Negeri yang dinahkodai Yurika Fajar, Ambassador Press Club, demikian judul acara, dengan sentuhan desain grafis sdr. Derry Kurniawan sanggup membuat, pemirsa terhentak akan rasa penasaran. Acara ini sebenarnya memang sudah tidak asing bagi teman-teman yang tugas di Penunjang Program dan Berita, yakni telah terinspirasi dari kelanjutan program Jendela Dunia yang sudah berjalan beberapa waktu yang lalu.
Pekerjaan di lapangan memang terkadang memunculkan inovasi yang tidak terduga, ternyata dari pertemuan singkat dapat mewujudkan program baru, dimana diketahui para Duta Besar dari Negara sahabat ingin juga mengenalkan seni budaya negaranya dan tidak jarang pula mereka menyampaikan ada beberapa persamaan, seperti budaya, jenis makan, kota yang hampir sama, serta iklim atau istiadat setempat.
Bila mereka sudah mencanangkan persahabatan, apalagi mereka terkait erat dengan Indonesia, dan berkeinginan membuat Ambassador Press Club jadi wadah akses timbal balik untuk berbagi info penting tentang isu-isu sensitif mengenai negaranya, papar produser Ambassador Press Club, Ahmad Zakaria, konsep-konsep persoalan bilateral nantinya akan selalu di-update dengan isu-isu baru yang belum pernah terekspos di media, dan keluar dari narasumber yang kompeten yakni para dubes tersebut.
Pada kesempatan pertama acara menampilankan Duta Besar Belanda Nikolaus van Dam Selama satu jam, mereka bisa berbagi informasi. Dimulai dengan Dubes Belanda,
Acara bergenre Edutainment (Pendidikan dan Hiburan) ini berlangsung di studio TVRI, dan akan tayang sebulan sekali.
Di tiap episodenya, ada penampilan musik ataupun bidang seni budaya lainnya sesuai siapa dan dari negara mana dubes yang bergiliran hadir. Untuk tayangan Ambassador Press Club perdana tanggal 28 Maret, dipilih penyanyi legendaris, Eddy Silitonga yang melantunkan dua lagu pop berbahasa Belanda yang tidak asing di telinga masyarkat Indonesia yakni “Schoon ver van jou”, dan “Sonja”. Program semakin menarik karena Bapak Dubes rupanya sangat fasih berbahasa Indonesia, dan tidak ketinggalan yang bersangkutan membuat masakan Indonesia yaitu, Nasi Goreng….wah sungguh luar biasa.
Lebih lanjut menurut Koordinator Pertukaran Berita, Divisi Kerja Sama Luar Negeri TVRI, Ahmad Zakaria, acara yang berdurasi 48 menit dengan total waktu penayangan 60 menit, Ambassador Press Club mendapatkan respon yang sangat positif dari pihak Kedutaan yang berada di Jakarta. ''Dari 80 lebih kedutaan yang ada di Jakarta, sebagian besar memberikan sinyal positif untuk berpartisipasi dalam acara ini, Sayangnya, anggaran produksi untuk program ini baru tersedia untuk 6 episode '' selanjutnya para duta besar yang ingin turut berpartisapasi diantaranya Australia, Polandia, Tunisia, Kuba, Slowakia, dan Meksiko. Pada tiap episodenya, sesuai dengan formatnya acara yang dikemas secara typing atau rekaman, ada penampilan musik ataupun bidang seni budaya lainnya sesuai siapa dan dari negara mana dubes yang bergiliran hadir”.
Episode perdana Ambassador Press Club dipandu oleh presenter TVRI Tengku Melinda bersama Eliswan, wartawan senior dari Kantor Berita ANTARA. Untuk episode kedua dengan tamu Duta Besar Australia, HE.Bill Farmer, acara dipandu oleh Olga Lydia dan Tito Ambyo, wartawa senior dari Radio Australia ABC Siaran Bahasa Indonesia. Mas Tito sengaja terbang dari Melbourne – Australia khusus untuk berpartisipasi dalam program ini yang menurutnya sangat bagus sebagai program yang dapat mempererat hubungan bilateral Indonesia dengan Negara-negara sahabat.. Rencananya program kedua ini akan rekaman produksi pada tanggal 21 April dan penayangannya dilakukan pada tanggal 30 April 2010. Program Ambassador Press Club memiliki misi untuk mendekatkan para Duta Besar Negara-negara sahabat, dengan pemangku kepentingan media Nasional, sehingga kedua belah pihak mempunyai akses yang semakin besar. Dengan konsep timbal balik, dimana pihak kedutaan mendapatkan informasi dari jurnalis ihwal permasalahan yang terjadi di Indonesia, diharapkan, pihak Kedutaan pun membuka, dan memberikan informasi yang belum ada di Indonesia.
Sebagai tayangan baru, tentu sangat mengharapkan masukan dari pemirsanya dan seluruh insan tvri, yang nantinya guna dapat dijadikan koreksi atau bahan evaluasi di paket berikutnya, adapun saran dapat disampaikan melalui email: apc.tvri@yahoo.com.
Sebagai tontonan mancanegara tentu tentu TVRI bangga dengan program ini, untuk itu saksikan yuk….. kita saksikan. (M-8)

Rabu, 31 Maret 2010

Situs-Situs (Maret 2010)


SITUS - SITUS


Kali ini kita menyelusuri beberapa tempat bersejarah di Indonesia, dengan maksud dapat mengingat atau mengenang sebuah peradapan jaman nenek moyang kita hingga turut dapat merasakan sampai saat ini.

Acara TVRI dengan judul Situs-Situs telah memaknai pelestarian yang dapat diteladani, dan produksi ini adalah bagian dari ide cerdas 3 (tiga) tahun yang lalu dan tanpa disadari dalam siarannya telah berlangsung cukup lama, kata sdr. Sapto (pelaksana produksi dari Direktorat Program Berita Jakarta).

Program Acara ini biasanya ditayangkan setiap hari Rabu siang pada pukul 12.30 WIB, dengan seiring dengan waktu program ini tetap konsisten dengan bentuk format dokumenternya.

Sejarah tidak dapat dipisahkan dari fakta , sejarah tanpa fakta hanya akan menjadi sebuah dongeng. Fakta adalah sumber sejarah yang telah terseleksi melalui proses kritik . fakta kemudian di rekontruksi dan dijadikan dasar untuk mengisahkan sejarah. Fakta sejarah mempunyaibeberapa bentuk yaitu :

a)Artifact (fakta yang berupa benda konkrit ) :fosil , patung , candi dll
b)Manifact (fakta yang bersifat abstrak ) : keyakinan dan kepercayaan.
c)Sosio-fact :fakta yang berdimensi social seperti jaringan interaksi antar manusia.

Dalam artian fakta sejarah ada yang bersifat lunak dan masih potensial untuk diperdebatkan , misalnya mengenai letak ibukota kerajaan Sriwijaya , ibukota kerajaan Tarumanegara, kerajaan Hindu di Jawa Barat , dll yang sampai sekarang masih banyak yang beda pendapat . Sedangkan fakta sejarah yang bersifat keras adalah fakta yang telah menjadi konsensus (kesepakatan) umum, misalnya mengenai Sukarno-Hatta sebagai tokoh Proklamator, semua berpendapat sama .


JEJAK-JEJAK MASA LAMPAU

1. Peninggalan Sejarah

Peninggalan sejarah merupakan wujud benda-benda peninggalan kebudayaan manusia pada masa lampau. Peninggalan sejarah tersebut diantaranya bangunan seperti : keraton, punden/berundak, candi, masjid, makam, nisan, prasasti dll.peninggalan lainnya dalam bentuk perhiasan baik yang terbuat dari batu, perak, emas, ataupun lainnya . peninggalan dalam bentuk peralatan hidup dan perhiasan , pada saat sekarang dapat kita lihat di Beberapa museum.





2. Monumen peringatan peristiwa sejarah

Monumen peringatan biasanya dalam bentuk biasanya dalam bentuk sebuah bangunan tugu, tujuanya untuk menganang suatu peristiwa sejarah yang terjadi di daerah tersebut, selain itu pembangunan monument tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan dan nilai moral dari suatu peristiwa sejarah kepada generasi berikutnya contoh dari monumen antara lain monumen pancasila sakti , monumen nasional , monumen yogja kembali. Situs Purbakala di Indonesia Perlu Pelestarian Khusus.
Kawasan situs purbakala di Indonesia umumnya dalam perlestariannya memerlukan perhatian khusus dari segi aspek lingkungan maupun masyarakat setempat. Tidak jarang kawasan situs tersebut sudah beralih fungsi karena temuan artefak bersejarah ada di pemukiman penduduk.
Dari tontonan ini akhirnya dapat diketahui ada warga.yang menggali bekas tembok yang terbuat dari batu-bata merah kemudian digunakan untuk membangun rumah atau dijual untuk kebutuhan hidupnya, untuk melarang warga pun terkadang sangat sulit karena penemuan semacam itu berada pada lahan hak milik. Walau aturan mengenai cagar budaya tidak terbatas pada kawasan yang dilindungi.
Hingga saat ini sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya artefak sejarah tidak sebatas berupa alat-alat prasejarah tetapi semua bangunan pada jaman tersebut, sehingga perlu penekanan bahwa tanggung jawab dalam upaya pelestarian kebudayaan mulai dari jaman prasejarah hingga sekarang dibebankan pada pemerintah, melainkan semua pihak.
"Pelestarian kebudayaan seperti kawasan situs purbakala sesungguhnya tanggung jawab kita semua dan untuk generasi muda bahwa peradaban kebudayaan bangsa Indonesia telah ada sejak dulu kala. Hanya saja kadar saja soal pelestarian situs purbakala di Jawa dibanding di Pulau Bali, karena masyarakat Bali bila penemuan situs purbakala menyatu dengan ritual masyarakat setempat. Sehingga masyarakat itupun akan menyakini bahwa penemuan itu sebagai warisan leluhur yang harus dilestarikan dan menjadi berkah hidupnya.
Bermacam-macam sebutan bagi benda cagar budaya :
∙ Peninggalan sejarah dan purbakala.
∙ Benda-benda kuno.
∙ Peninggalan arkeologis.
∙ Peninggalan sejarah, Monumen.
∙ Benda-benda antic, Dan lain-lainnya

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Th. 1992 Tentang Benda Cagar Budaya, yang dimaksud dengan Benda cagar budaya adalah :
a. Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Benda cagar budaya adalah :
b. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan
Situs adalah: Lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya termasuk lingkungannya yang diperlukan bagi pengamanannya.
Sebagai media yang sangat menjung tinggi keberadaan situs-situs sudah selayaknya program ini harus terus berlangsung, dan dipertahankan. Dan yang terpenting diharapkan dalam menyajian program ini “TVRI turut dalam rangka menyelamatkan artefak-artefak arkelog tersebut, adalah dengan melakukan sosialisasi ke masyarakat, sehingga warga merasa memiliki peninggalan kebudayaan tersebut,” (M-8)

Kanker Serviks



Seminar Kanker Serviks di TVRI

TVRI menyelenggaran seminar kusus perempuan, karena ini berkaitan dengan kesehatan kaum hawa. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal, 16 Februari 2010, dibuka langsung oleh Ibu Imman Sunarya (Dirum LPP TVRI).
Pembicara dipandu oleh dr. Ulfana dari Yayasan Kanker Indonesia, yang memberikan pemaparan tentang bahaya Kanker Serviks. Peserta seminar yang diikuti karyawati dengan jumlah lebih 250 orang, yang kemudian dilanjutkan forum tanya jawab yang cukup antusias dan semangat oleh pesertanya.
Dalam penjelasannya, Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks atau kanker leher rahim ini. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia.
Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks. Apa penyebab kanker serviks atau kanker leher rahim? Bagaimana cara pencegahannya? Serta bagaimana cara mengatasinya jika sudah terinfeksi HPV?
Cara Penularan, setiap perempuan beresiko berkena kanker serviks. Diperkirakan 80 % perempuan akan terinfeksi HPV semasa hidupnya dan 50 % diantaranya akan terinfiksi HPV yang dapat disebabkan kanker serviks. HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual, namun penularan juga dapat terjadi meski tidak melalui hubungan seksual.
Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.
Gejala Dan Perjalanan Kanker Serviks
Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".


Apabila kanker serviks sudah mengalami progresivitas atau stadium lanjut maka gejala-gejala yang timbul antara lain:
• Pendarahan setelah sanggama
• Pendarahan spontan yang terjadi diantara periode menstruasi rutin
• Timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau
• Nyeri panggul dan gangguan datau bahkan tidak bisa buang air kecil
• Nyeri ketika berbubungan seksual
Deteksi Kanker Serviks
Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks? Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak terlihat dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim. Pemeriksaan ini saat ini populer dengan nama Pap smear atau Papanicolaou smear yang diambil dari nama dokter Yunani yang menemukan metode ini yaitu George N. Papanicolaou. Namun, ada juga berbagai metode lainnya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV dan kanker serviks seperti berikut:
• IVA. IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.
• Pap smear. Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks.
• Thin prep. Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat.
• Kolposkopi. Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika ada yang tidak normal, biopsi — pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh — dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.

Mencegah Kanker Serviks
Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
• Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
• Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
• Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
• Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
• Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
• Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
• Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
• Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV. Vaksinasi merupakan metode deteksi dini sebagai upaya mencegah kanker serviks. Melalui vaksinasi semakin besar kesempatan disembuhkannya penyakit ini dan semakin besar kemungkinan untuk menekan angka kasus kanker serviks yang mengancam kaum perempuan. Untuk itu, segera hubungi dokter anda untuk membantu pencegahan kanker serviks
• Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.
Hidup Sehat Tanpa Kanker Serviks
Kanker serviks bisa dicegah dan bisa diobati. Deteksi sejak dini dan rutin melakukan Pap smear akan memperkecil risiko terkena kanker serviks. Ubah gaya hidup Anda dan juga pola makan Anda agar terhindar dari penyakit yang membunuh banyak wanita di dunia ini. Dengan demikian, maka kesehatan serviks atau leher rahim lebih terjamin. Dengan penanganan yang tepat, kanker serviks bukanlah sesuatu yang menakutkan. (M-08)

Senin, 22 Februari 2010

peresmian pemancar digitital 29 Januari 2009


NONTON YUK…
PERESMIAN UJI PENYIARAN TELEVISI DIGITAL
DI BANDUNG
Menteri Kominfo Tifatul, tepatnya pada tanggal 29 Januari 2010 malam telah melakukan peresmian uji coba lapangan penyiaran televisi digital di wilayah Bandung dan sekitarnya. Acara tersebut berlangsung di Gedung Sasana Budaya Ganesha Sabuga Bandung dan dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, sejumlah anggota DPR dan DPRD Jawa Barat, beberapa rektor perguruan tinggi di Bandung, sejumlah pejabat Pemda Jawa Barat serta beberapa pimpinan KPI dan KPID Jawa Barat. Acara yang berlangsung sangat meriah tersebut merupakan suatu rangkaian seremoni serupa yang juga telah sukses berlangsung ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla saat itu pada tanggal 13 Agustus 2008 di Studio TVRI Jakarta meresmikan soft launching uji coba siaran televisi digital di Indonesia, dan kemudian berlanjut ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Mei 2009.
Bapak Menteri menyatakan migrasi dari analog ke digital lebih menguntungkan karena gambar dan suara dengan kualitas yang jauh lebih baik. Selain itu dengan teknologi siaran digital, memungkinkan penyiaran saluran dan layanan yang lebih banyak dari pada televisi analog. Dengan teknologi digital saluran frekuensi televisi bisa lebih banyak lagi yang bisa dipancarkan. "Sinyal analog secara bertahap akan dihapus sehingga pada tahun 2018 Indonesia telah menjadi negara dengan siaran digital penuh".
Pada Saat yang sama juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyambut baik program ini. Ia berharap dengan kualitas siaran TV digital yang lebih baik, bisa meningkatkan informasi dan secara otomatis dapat mencerdaskan kehidupan masyarakat. Saat ini dunia pertelevisian di tanah air berkembang pesat, hal ini berdampak kepada peningkatkan laju perkembangan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat akselerasi informasi pembangunan di Jawa Barat.
Khusus untuk uji coba lapangan penyiaran televisi digital di wilayah Bandung dan sekitarnya ini merupakan bagian dari rangkaian uji coba lapangan televisi digital di lokasi lain selain Jabodetabek, yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo. Tujuan uji coba lapangan ini adalah untuk melakukan sosialisasi layanan televisi digital secara langsung kepada masyarakat Bandung dan sekitarnya, dan kemudian agar masyarakat bisa menyaksikan langsung keungulan-keungulan yang dimiliki televisi digital dibandingkan televisi analog, cukup melalui pesawat televisi yang dimilikinya di rumah. Uji coba lapangan ini menggunakan pemancar televisi digital, berkekuatan daya pancar 5 kW di saluran 35 UHF, dan ditempatkan di TVRI Stasiun Transmisi Panyandakan-Bandung. Untuk bisa menerima siaran TV digital, diperlukan alat bantu penerima siaran, yang dikenal dengan istilah set top box. Alat ini dipasang tanpa perlu mengganti pesawat televisi dan antena yang ada. Dan kemudian pemirsa akan menikmati langsung kualitas televisi digital dengan gambar yang tajam dan suara yang jernih. Jumlah program siaran yang disiapkan untuk uji coba ini sebanyak 7 program siaran yaitu TVRI, TV Edukasi, SCTV, INDOSIAR, METROTV, TRANSTV/TRANS7 (secara bergantian), dan RCTI/TPI/GLOBALTV (secara bergantian). Ujicoba akan dilaksanakan untuk jangka waktu 1 tahun. Setelah uji coba selesai, diharapkan tahun depan layanan televisi digital di Bandung dan sekitarnya bisa dinikmati untuk semua saluran televisi.
Menurut Siaran Pers No. 12/PIH/KOMINFO/1/2010 ada sejumlah kegiatan yang pasca acara Bandung ini yang harus segera ditindak-lanjuti oleh Kementerian Kominfo, yaitu penyusunan regulasi tentang Master plan ferkuensi radio untuk televisi digital, penyusunan regulasi tentang Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio untuk televisi digital, penyusunan regulasi tentang tata cara perizinan penyelenggaraan penyiaran televisi digital terestrial penerimaan tetap tidak berbayar (free to air), dan pelaksanaan seleksi perizinan penyelenggaraan penyiaran televisi digital terestrial penerimaan tetap tidak berbayar (free to air). Di samping itu, juga masih ada pekerjaan rumah bagi Kementerian Kominfo adalah penyusunan regulasi tentang persyaratan teknis perangkat penyiaran televisi digital (pemancar dan alat bantu penerima siaran), penyusunan ketentuan Sertifikasi Teknis Menara Penyiaran, uji coba lapangan siaran televisi digital di daerah lain diantaranya Batam dan lain-lain, serta sosialisasi, kampanye, marketing dan edukasi kepada masyarakat tentang layanan televisi digital hingga siaran TV analog dihentikan hingga akhir tahun 2017 dan mendorong kesiapan industri dalam negeri untuk penyediaan set top box.
Dan pada acara peresmian di Bandung tersebut telah dibagikan 1.000 unit set top box untuk semua undangan yang hadir.
Acara peresmian yang dipandu Irvan hakim dan Dezwita Maharani, dengan suasana live music di Sabuga yang sangat meriah. Dengan diisi oleh penyanyi Lia, Dance Performance (tari Jaipong), Home Band ITB, Home Band Cakranada, lawakan berbalas pantun (ABF Performance), dan memunculkan tiga talkshow dengan dimulai yang pertama oleh Bapak Supeno, Bapak Gilang dan Satya Sudana (DirTek LPP TVRI) membawakan tema: Kesiapan Industri Penyiatan dan Industri STB dan yang kedua Prof. Atiek Rachmiatie dan Ibu Luly Rustandi dan tema: Kesiapan Masyarakat Menyongsong Era Digital, keduanya Host bersama Fifi Aleyda Yahya, dan yang terakhir perbincangan dengan Menkominfo.
Diharapkan Kelebihan TV Digital ini menjanjikan pula akan lebih banyak konten yang muncul dalam siaran televisi dimasa mendatang dan mendukung interaksi dengan pemirsanya dengan lebih dinamis. Ayo…kapan lagi bila tidak sekarang (M-08)

Profil Slamet Raharjo


Profil
S
lamet Rahardjo Djarot atau lebih dikenal dengan sebutan Slamet Rahardjo (lahir di Serang, Banten, 21 Januari 1949; umur 61 tahun) adalah seorang aktor senior Indonesia. Nama panggilan kecilnya adalah Memet. Pada tahun 1968 dia memulai karirnya dalam bidang teater dengan turut bergabung dalam Teater populer bersama Teguh Karya.
Beliau adalah seorang publik figur yang sederhana dan senantiasa bersahaja, yang selalu setia dan setiap saat berkunjung ke TVRI Senayan Jakarta.
Keakraban dimulai pada mulanya TVRI mengundang kami sebagai pakar untuk berbagi informasi di bidang masing-masing. Diantara kami ada Arswendo Atmowiloto, Romo Mudji, Putu Wijaya, dan Marseli Sumarno, dan berlima kami berdiskusi sambil mengoreksi acara di TVRI.
Kami menangkap ada pola pikir yang harus diubah. Sebagai tevevisi pelayanan publik, harus juga memperhatikan aspirasi-aspirasi publik, antara lain supaya rakyat bisa merasakan bahwa teve adalah bagian dari diri mereka.
Saya masuk TVRI bukan karena terpaksa. Ini karena saya menyadari betul banyak program yang tidak menjawab pemikiran-pemikiran. Dan ternyata acara kami jadi sebuah penawaran. Alhamdulillah, gayung bersambut, makin lama ratingnya makin bagus, dan beberapa program memiliki rating cukup lumayan dan baik.
Pada mulanya, program itu bernama Beranda Budaya, cuma kok sajake (sepertnya: red) budaya gitu ya, kata-kata yang orang nggak pernah tahu. Lalu kami melihat dari kacamata bahwa saya figur publik, mudah-mudahan bisa duduk di depan. Oleh teman-teman diputuskan, nama acaranya “Minggu Malam Bersama Slamet Rahardjo”.
Sesuai dengan judulnya acara ini memang dibawakan oleh Slamet Raharjo, Seorang aktor senior dan sutradara kawakan. Acara ini adalah acara dialog dengan membahas tema-tema kontemporer yang berada di sekitar kita. Dengan menghadirkan berbagai narasumber yang kompeten namun tetap diformat dalam sebuah obrolan ringan. Obrolan warung kopi. Dan dengan kapasitas sebagai seorang sutradara, Slamet Raharjo mampu mengkolaborasikan tiap narasumber agar tetap berjalan sesuai dengan tema, acara menjadi lebih segar karena Mas Slamet raharjo ditemani seorang seniman, penulis, Arswendo Atmowiloto. Maka semakin riuhlah obrolan Minggu Malem bersama Slamet Raharjo.
Biasanya pembuatan acara dilakukan secara rekaman setiap Kamis sore dan kami bersama crew TVRI bergabung menyamakan persepsi serta diskusi dengan tim inti produksi dan produksi dilakukan dengan mengangkat hal-hal yang hangat dan berkembang di masyarakat.
Sutradara yang mencuat dengan film pertamanya, Rembulan dan Matahari langsung bisa meraih Piala Citra tahun 1980 sebagai film terbaik, Piala Citra dalam kategori Aktor Utama pada film Ranjang Pengantin (1974), Piala Citra dalam kategori Aktor Utama pada film Badai Pasti Berlalu (1977)
Dalam memandu talkshow ditemani Arswendo Atmowiloto. Arswendo berperan sebagai pembuat suasana ”cair” dengan sentilan sinis sekaligus kocak. ”Saya tak bisa memandu acara ini tanpa didampingi ’orang gila’ lainnya,” kata Slamet tertawa.
Tugas saya sebenarnya hanya melengkapi pada awal konsep, menuju desain redaksi saya bersama Wendo, dibantu beberapa teman untuk berkolaburasi. Tapi lalu jadi borongan, bisa redaktur, bisa ini, dan juga harus bisa itu. Baru kemudian terpikir, saya sebagai presenter tidak boleh menyampaikan hal-hal yang bersifat alternatif.
Biografi Slamet Raharjo
Alamat : Jl. Gelatik III, Blok V.3 No: 4, Sektor II Bintaro Jaya.
Ayah : Djarot Djojoprawiro.
Ibu : Ennie Tanudiredja.
Istri : Mira Surianegara.
Anak : Laras (sarjana arsitektur) dan Kasih (semester VI kedokteran UI)
Pendidikan: SD (1959), SMPN VIII Yogyakarta (1962), SMAN TG Pandan (1967), Akademi Film Nasional Jayabaya-Kamera (tidak selesai 1968), Akademi Teater Nasional Indonesia-Art Directing (1969).
Film (antara lain): Tjoet Nja' Dhien (1988), Langitku Rumahku (1990), Fatamorgana (1992), Anak Hilang (1993), Telegram (2000), Pasir Berbisik (2001), Putri Gunung Ledang (2004), Banyu Biru (2005), Ruang (2006), Badai Pasti Berlalu (2007), Namaku Dick (2008), Laskar Pelangi (2008), Cinta Setaman (2008), Lastri (2008).
Teater: Jolalilo, Rambut Palsu, It Should Happen to A Dog, Laddy Aoi, Perempuan Pilihan Dewa, Dag Dig Dug, Pakaian dan Kepalsuan.
Kegiatan lain: Dosen Penyutradaraan FFTV-IKJ, Ketua Umum Karyawan Film dan Televisi (1995-1999), Ketua Komisi Budaya Badan Pertimbangan Film Nasional/BP2N (1985-1998), Ketua Yayasan Teater Populer, Direktur Utama PT Ekapraya Tatacipta Film, President of CAPA (Cilect Asia- Pasific Association).
Aktor Slamet Rahardjo juga meraih penghargaan Anugerah Federasi Teater Indonesia (FTI) Award 2009. FTI memberikan penghargaan ini untuk kali keempat ini di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM) pada minggu malam 27 Desember 2009. Anugerah FTI Award diberikan sebagai upaya untuk mengapresiasi pekerja teater yang memberikan kontribusi bagi eksistensi teater Indonesia. Bagi Slamet, dirinya sangat beruntung bekerja di bidang yang sangat ia cintai, yakni teater dan film.
Sederet penghargaan ini telah membuktikan bahwa beliau memang sangat mencintai seni acting yang telah mendarah daging dan patut diteladani, sehingga TVRI pun ikut beruntung karena sangat dekat dengan Slamet Raharjo dalam panduan acaranya Minggu Malam Bersama Slamet Raharjo, semoga dapat bertahan acara ini dan dapat memunculkan inovasi bagi acara-acara TVRI lainnya. (M-08)

NONTON YUK

Selamat Pagi….Selamat Malam….
Nusantara

Tahun Tampilan memang benar dibuktikan, dengan munculnya program acara Selamat Pagi Nusantara dan Selamat Malam Nusantara. Program baru ini telah dimulai sejak tanggal 4 Januari 2010, tentunya dengan dibarengi semangat baru dan kreatifitas yang cemerlang dapat ditayangkan secara live Selamat Pagi Nusantara (SPN) pada pukul 05.30-07.30 Wib dan Selamat Malam Nusantara (SMN) pada pukul 21.00-23.00 Wib.
Redaksi langsung menyaksikan acara SMN pada tanggal 6 Januari 2010 dan SPN pada 7 Januari 2010 ke Studio 7 TVRI Jakarta, dan tampak begitu rumit bagi yang awam melihat situasi saat itu. Dengan menampilkan tata lampu dan dekorasi yang enak dipandang mata sungguh ini bagian dari karya nyata awal tahun yang cukup menarik. Tampak peralatan lengkap seperti menggunakan 5 kamera dan yang menghandlenyapun crew senior tentu menjadikan acara ini memang dibuat secara khusus.
SMN dipandu oleh Hibram/Mesty Hanyta, Warta Utama oleh Ansy Lema/Deasy Indriyani, dan kombinasi Bincang Dialog mengambil tema Keselamatan Penerpangan Indonesia dengan nara sumber Rendy Lamodjido (DPR RI) dan Tatang Kurniada (ketua KNKT), serta diisi hiburan segar oleh Didiek SSS dan Friends.
SPN dipandu oleh Anya Dwinov/Charles Bonar Sirait, Pembaca Berita oleh Imam/Coreta Kapoyos, dengan kombinasi dialog mengambil tema Pembangunan Banjir Kanal Timur oleh nara sumber Pitoyo Subandrio (Ka Balai Besar Wil. Sungai Ciliwung), Ir.M.Sanusi (Komisi DPRD DKI Jakarta) dan yang menarik acara ini di insert feature Pesona Wisata Ubud (on tape) selama 5 menit, serta hiburan segar intrument berupa lagu daerah.
Program feature yang ditayangkan ini adalah dari bagian tugas Manager Carent Affair (Sdr. Sifak Marsudi), yang mengatakan materi harus bagus, fresh dan bisa mengandung human interes, dan ditambahkan latar belakang pembuatan program ini sebetulnya sudah kebulatan tekat untuk menyambut tahun tampilan, dimana agar gaya tampilan ditahun 2010 harus berubah, baik dari segi isi maupun desain panggung, agar layar dapat dilihat lebih baik.
Saatnya bertemu salah satu Produser Selamat Malam Nusantara (Sdr. Yunio Prihartoto), sebelum beliau akan berangkat rapat Redaksi Monitor mencegat didepan ruangannya kerjanya, kami minta 5 menit saja untuk wawancara. Bagaimana sih dapur SMN? Dijelaskan, bahwa kami bekerja dengan sekitar 85 crew dengan pembagian tugas yang telah ditentukan, dimana sebelum acara SMN disiarkan, kami melakukan rapat produksi setiap jam 14.00 wib (ini dilakukan setiap hari), guna nya untuk mengetahui apa yang akan ditayangkan nanti malam, featurenya apa, dialognya siapa, barus setelah itu rundown dibuat, apa ini terkesan tidak terlalu spekulasi, karena serba dadakan semua? Oo..tidak justru ini kita akan menunjukkan aktulitas yang akan kita sampaikan pada pemirsa. Kemudian dalam rapat ini juga dibicarakan evaluasi atau perbaikan-perbaikan atas hal-hal yang masih dirasakan kurang.
Pada saat siaran, kami melakukan kerja bareng antara Bagian Produksi dan Pemberitaan, contoh di master control 2 (dua) Pengarah Acara duduk bareng, ini dimaksudkan agar suatu saat nanti mereka dapat sepaham/sehati dalam melakukan siaran ini. Dalam pembagian segmennya ada sekitar 5 – 7 kali teaser + commercial break dengan diawali tune pembuka, lagu pembuka, presenter membuka acara, warta utama, bincang dialog, feature, info publik, dan berita olah raga, semua kemasan diberi transisi musik agar tidak menjemukan. Cross Live juga dilakukan, meliputi siaran dari daerah ini dimaksudkan untuk menambah warna kebhinekaan negara kita yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar diseluruh nusantara. Awalnya pada siaran perdana memang terjadi keraguan, karena menyatukan persepsi banyak orang namun setelah memasuki satu minggu, terlihat lebih halus baik itu audio, maupun moving kamera distudio. Sasaran utama nonton SPN sebenarnya menekankan pada pemirsa, bahwa di TVRI telah ada berita dari seluruh Indonesia pada pagi hari, begitu juga malamnya, kita merenung telah terjadi apa sih hari ini, diharapkan masyarakat dapat hiburan dan informasi dengan acara baru ini.
Saat menjumpai GM. Berita (Sdr. Purnama Suwardi), dikatakan roh awal acara ini dari Direktur Program dan Berita, bahwa pada tahun 2010 TVRI harus tampil beda, dan berita-berita dari daerah dapat ikut mewarnai berita di tanah air, dan kemasannya tidak seperti infotainment, kemasannya serileks mungkin, pembawa acara bersaja, dan kusus yang malam Dunia Dalam Berita sudah tidak adalagi, dan menjadi dan dalam Warta Utama, dengan isi warta dunia yang disiarkan untuk menjadi segmen dalam SMN, dengan garapan crew gabungan dari Berita, Program dan Tehnik. Crew ini ditunjuk langsung dengan Nota Dinas Direktur, dan tentunya pengawasan dari struktural di Bidang Program Berita diwajibkan piket harian dan mencatat bila ada koreksi yang diperlukan sebagai bahan evaluasi. Kendala yang terjadi saat ini hanya berupa dekor, karena dekor yang digunakan SPN dan SMN masih sama, dan sesungguhnya tidak akan terjadi bila anggaran sudah turun, karena ini menyangkut APBN, bila turun sekarang tentu akan dilakukan hari ini juga, sehingga diharapkan pada saatnya akan dibuat setting dekor yang berbeda. Yang jelas acara ini sudah digodok secara matang, bersama-sama pimpinan TVRI seluruh Indonesia, dan bahkan semua ikut menyusun program ini melalui kelompok (Kepala Pemberitaan, Program, dan Tehnik…Red).
Dengan semangat yang tinggi semua crew produksi diharapkan acara ini menjadi pioner bahkan acara unggulan TVRI tahun ini, semangat dan tetap maju yang terdepan….semoga (M-08)

Sabtu, 20 Februari 2010

Pertandingan Bulutangkis di Kudus 8-12 Des 2009


DARI KUDUS MENUJU JUARA DUNIA

Babak final Turnamen Bulutangkis Antar Media baru saja digelar di kota Kudus yang letaknya tidak jauh dari Bandara internasional Ahmad Yani, dengan perkiraan perjalanan kurang lebih dua jam rombongan sampai di GOR bulutangkis termegah Kota Kudus yang letaknya di Kecamatan Jati milik PT Jarum.

Dengan berbekal anggota Tim yang terbatas dan pas-pasan TVRI dan Trans TV adalah wakil dari wartawan Jakarta yang maju untuk memperebutkan piala antar media yang dipelopori instansi PWI (Persatuan Wartawan Indosia). TVRI mengirimkan 5 orang personil terdiri dari: Sumarjo, Odi, Slamet, Wahyu dan Ganef guna mengikuti turnamen ini.

Dua tim lain yang ikut adalah dari Suara Merdeka dan Jawa Pos, dimana 4 tim yang bertanding ini merupakan para juara yang telah lolos dalam babak penyisihan dari daerahnya masing-masing meliputi DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Dalam pertandingan babak final nanti, sistem yang digunakan adalah kompetisi penuh dimana masing tim akan saling bertemu. Dengan jadwal pertandingan pagi / sore selama dua hari dan yang dipertandinan 1 tungggal dan 2 double.

Sangat menarik acara ini karena adanya pertandingan ekshibisi, diantaranya kedatangan Fung Permadi selaku Kasubdit pemandu bakat PB PBSI periode 2008-2012, dan selama jadi atlit dia pernah meraih runner up single kejuaraan dunia di Kopenhagen Denmark tahun 1999, dimana dia dikalahkan Sunjun asal China. Pada Double diwakili oleh pasangan Anthonius Budi/Sigit Budiarto

Hasil pertandingan, Juara I dimenangkan oleh Trans TV Juara II TVRI dan juara III bersama Suara Merdeka dan Jawa Pos.

Sebagai catatan, Tim dari Trans TV menurunkan pemain-pemain muda yang berbakat sehingga sangat menyulitkan tim TVRI yang mana memiliki selisih umur yang cukup jauh, sehingga diwaktu mendatangpun TVRI sudah sepantasnya untuk ikut menerjunkan atlit muda juga, dan dalam kesempatan yang diberikan pada wartawan ini sudah sangat tentu akan banyak hikmahnya karena untuk menaikkan pamor Indonesia dikancah Internasionalpun wartawan memiliki andil yang besar untuk menuju Juara Dunia. (M-08)